Objek Kajian Semiotika (Film Joker (2019))

Pendahuluan

Film Joker(2019) merupakan film bergenre thriller dari sebuah karakter antagonis iconic DC Comic Joker. Film ini disutradarai oleh Todd Phillip, naskah film ini ditulis langsung oleh Todd Phillips dan Scott Silver. Film ini menceritakan kisah seorang badut yang berusia 40 tahun yang tinggal berdua dengan ibunya di kota Gotham yang kacau balau. Joker merupakan pembawa papan iklan bernama Arthur Fleck yang dimainkan perannya oleh aktor Amerika Serikat Joaquin Phoenix. Fleck memiliki penyakit halusinasi dan kelainan otak yang menyebabkannya tertawa pada saat yang tidak tepat. Penyakit ini menyebabkan Fleck seringkali tertawa pada waktu yang tidak tepat sehingga menyebabkan rasa malu, dan kecemasan yang berlebihan.

Isi

Gambar : IMDb Joker (2019)

Bentuk Formal : Film (Visual)
Penanda : Representasi emosional yang ditunjukkan melalui pesan yang dimaknai secara semiotika berdasarkan teori Ferdinand de Saussure melalui perubahan pada kostum.
Petanda :  Perubahan karakter Joker dari yang awalnya tertutup menjadi lebih ekspresif dalam mengungkapkan perasaanya.

Pada Film Joker 2019 ini menggunakan  analisis  teori semiotikanya berdasarkan Ferdinand de Saussure, yaitu prinsip yang mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem tanda dan setiap tanda tersusun dari dua bagian, yaitu signifier (penanda) dan signified (petanda). Penanda dapat diartikan se- bagai sebuah ide atau sesuatu yang bermakna. Berikut analisis semiotikanya berdasarkan Ferdinand de Saussure:

1. Di menit awal film terdapat adegan Arthur merias wajahnya sendiri dengan riasan ala badut yang ceria dengan senyum riasan di wajahnya. Arthur kemudian menarik sudut bibirnya ke atas membentuk sebuah senyuman di wajah. 

Gambar: Youtube Movie Clips Montage

Signifier: Ekspresi wajah Arthur dengan wajah penuh riasan. Senyum yang dibentuk dari kedua jarinya yang menarik sudut bibir sehingga membentuk senyuman. Riasan mata yang luntur berwarna hitam karena ada air mata yang menetes. 

Signified: Kesedihan yang terpendam inilah makna yang ingin ditunjukkan melalui adegan ini. pada adegan tersebut Arthur berusaha menyembunyikan kesedihannya melalui riasan wajahnya. Arthur juga berusaha menutupi perasaannya dengan senyuman yang dipaksakan 8 lewat kedua jari tangan yang menarik sudut bibirnya. Namun kemudian air matanya menetes dan membuat riasan wajahnya meluntur pada bagian matanya.

2. Lalu di pertangahan film kita diperlihatkan saat Arthur mengunjungi ibunya yang sedang sakit di rumah sakit. Arthur yang saat itu baru mengetahui bahwa ia  bukan anak kandung ibunya,  melainkan anak adopsi, lalu ia mendatangi ibunya untuk menyampaikan bahwa ia benci dengan panggilan dari ibunya yaitu Happy. Karena dalam hidupnya ia tidak pernah merasakan kebahagiaan. Bahkan ibunya juga telah membohonginya.

Gambar : Youtube Gunk Opps

Signifier: Kalimat dalam dialog Arthur yang menyatakan bahwa ia tidak pernah bahagia satu menit pun dalam hidupnya meskipun namanya adalah Happy. Ia menyampaikan kalimat tersebut kepada ibunya saat berada di rumah sakit. Tatapan mata Arthur yang kosong, alisnya yang meninggi namun sudut bibirnya menurun. 

Signified: Perasaan hampa tampak dari ekspresi wajah Arthur saat berbicara dengan ibunya. Alisnya yang meninggi namun sudut bibirnya menurun. Ditambah lagi dengan tatapan kosong saat ia menyampaikan potongan kalimat dalam dialognya yaitu aku tidak pernah bahagia semenitpun dalam hidupku. Menunjukkan perasaan yang hampa dan kesepian karena tidak dianggap. 

3. Terakhir pada bagian akhir film terlihat bahwa Arthur menyampaikan kekesalannya karena orang orang tidak peduli padanya. Dia menyesalkan orang orang yang hanya peduli kepada 3 orang yang telah dibunuhnya.Lalu Arthur memeberikan candaan kepada Murray setelah ia membuat pengakuan mengenai aksi pembunuhan yang telah dilakukannya. Namun candaan tersebut ditolak yang membuat  nada bicara arthur justru meninggi dan berakhir dengan tembakan yang diarahkannya kepada Murray.

Gambar : Youtube Flashback FM

Signifier: Dialog Arthur pada adegan ini “Oh. Mengapa semua orang bersedih untuk mereka? Jika aku yang mati disana, kalian akan melangkahiku. Aku melewatimu setiap hari tapi kau tidak mengenaliku. Tapi mereka? Cuma karena Thomas Wayne menangisi mereka.“ Serta gesture Arthur dengan wajah terangkat saat berbicara dan nadanya meninggi. Intonasi Arthur yang semakin meninggi setelah ditolak oleh Murray untuk melemparkan lelucon lainnya dalam scene ini. Selain itu dialog dalam scene ini yakni “Bagaimana dengan lelucon lain Murray? (kemudian ditolak) apa yang kau dapat saat kau melewati sakit mental menyendiri dari masyarakat yang membuangnya dan memperlakukannya seperti sampah? Ku beritau apa yang kau dapat. Kau dapat yang sudah sepantasnya”. Kemudian Arthur menembak Murray.

Signified: Rasa kecewa Arthur kepada orang lain yang dianggapnya lebih penting dibanding dirinya. Arthur marah dan kecewa karena dirinya tidak dianggap oleh sekelilingnya. Kemarahan itu nampak dari nadanya yang meninggi, ekspresi wajahnya yang nampak meremehkan diri sendiri, dengan wajah yang terangkat saat berbicara.  Intonasi yang meninggi menandakan kemarahan Arthur setelah ditolak oleh Murray. Meningginya intonasi tersebut juga berarti kekesalan Arthur karena ia merasa diabaikan dan tidak didengarkan. Intonasi tersebut semakin meninggi dan memuncak pada adegan Arthur menembak Murray tepat di kepala yang artinya Arthur tidak mampu lagi menguasai emosi kemarahan dalam dirinya. Hingga akhirnya ia melampiaskan dengan melakukan tindakan yang kejam yakni membunuh Murray.


Kesimpulan
Film Joker (2019) sebuah film yang memiliki gambaran bagaimana kerasnya kehidupan Arthur Fleck dalam menghadapi kejamnya kota Gotham. Dalam film ini terdapat representasi emosional Arthur sebagai korban kekerasan yang ditunjukkan melalui perubahan secara menyeluruh sebagai karakter utama. Dari yang awalnya Arthur saat kondisi emosionalnya berubah dari korban menjadi pelaku kejahatan ia merubah namanya menjadi Joker. Terlihat dari beberapa scene yang ditunjukkan pada film  memiliki pesan yang dimaknai secara semiotika berdasarkan teori Ferdinand de Saussure melalui perubahan kostum (penanda), dari yang awalnya berwarna monokrom  menjadi lebih berwarna. Berdasarkan analisis semiotika ini mengartikan perubahan karakter seseorang dari yang awalnya tertutup menjadi lebih ekspresif dalam mengungkapkan perasaanya (petanda).
Pesan yang cukup mendalam dapat tersampaikan kepada penonton untuk menghargai kesehatan mental. Karena orang yang memiliki kondisi gangguan mental juga perlu didengar dan dihargai agar mereka juga memerasa bahwa dirinya aman. Karena orang yang memiliki kondisi gangguan mental cenderung nekat. Film ini berhasil mengambil sudut pandang karakter utama yang memiliki sisi lembut, menjadi tokoh antagonis yang kejam yang dapat terlihat di ending film bahwa Arthur menghabisi Murray dengan senjata api ditangannya saat live.

Sekian Tulisan saya mengenai Objek Kajian Semiotika Seni Rupa dan Desain. Lebih dan kurangnya mohon maaf. Semoga Bermanfaat.

Sekian dan Terima Kasih..

Ilham Apriliansyah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengkaji Konten Tag Blast yang dimiliki Tara Arts Game Indonesia menggunakan Semiotika

Analisis Semiotika pada Video Musik "Weird Genius ft. Sara Fajira - Lathi"